Berbisik
bisik
B
|
erbisik bisik mungkin menjadi salah stu bentuk komunikasi
yang asyik. Diakui atau tidak, berbisik-bisik pun telah menjadi hobi kebanyakan
orang. Disekolah misalnya, banyak siswa yang memanfaatkan waktu istirahat untuk
berbisik-bisik tentang banyak hal. Mulai dari rencana menyontek, rencana jajan
bareng di kantin, cara mengajar guru, penampilan teman, hp baru, film baru,
sampai hal-hal yang tidak perlu. Bahkan kebiasaan berbisik-bisik pun dibawa ke
dalam ruang kelas. Baik itu saat belum ada guru maupun saat pelajaran
berlangsung. “Ssst, omor satu jawabannya apa ?” begitu bisikan klasik saat ada
ulangan. “Wah, gurunya payah, cara mengajarnya bikin ngantuk,” bisik teman yang
berbakat malas.
Berbisik-bisik
boleh saja. Tapi ingat, sebagian bisik-bisik bisa mengundang dosa. Misalnya ada
yang berbisik-bisik semacaam ini: “Sst, jangan lupa habis istirahat kedua, kita
membolos.” Atau: “pulang sekolah, kita sikat anak kelas sebelah.” Juga: “Wah,
seksi benar gadis itu. Alangkah indahnya jika aku.....” Begitu seterusnya.
Berbisik-bisik tentang kemaksiatan akan mengundang laknat. Melakukan
pembicaraan tak berguna adalah sia-sia. Ghibah bikin susah, menggunjing sungguh
tidak penting.
Allah
Subhanahu wata’ala sudah mengingatkan, “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di
antara manusia....” (QS. An-Nisaa: 114). Jika memang harus berbisik-bisik, mari
kita bisikkan tentang ajakan berbuat baik, bersedekah, bedamai, dan
sebangsanya. Mari kta tinggalkan bisik-bisik yang tanpa makna. Menurut Nabi
Shalallahu ‘alaihi wasallam, di antara tanda keislaman seseorang adalah
meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya, “Ssst, jangan lupa, mari
saling menasehati....”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar