Sabtu, 27 Oktober 2012

berbisik bisik


Berbisik bisik
B
erbisik bisik mungkin menjadi salah stu bentuk komunikasi yang asyik. Diakui atau tidak, berbisik-bisik pun telah menjadi hobi kebanyakan orang. Disekolah misalnya, banyak siswa yang memanfaatkan waktu istirahat untuk berbisik-bisik tentang banyak hal. Mulai dari rencana menyontek, rencana jajan bareng di kantin, cara mengajar guru, penampilan teman, hp baru, film baru, sampai hal-hal yang tidak perlu. Bahkan kebiasaan berbisik-bisik pun dibawa ke dalam ruang kelas. Baik itu saat belum ada guru maupun saat pelajaran berlangsung. “Ssst, omor satu jawabannya apa ?” begitu bisikan klasik saat ada ulangan. “Wah, gurunya payah, cara mengajarnya bikin ngantuk,” bisik teman yang berbakat malas.
                Berbisik-bisik boleh saja. Tapi ingat, sebagian bisik-bisik bisa mengundang dosa. Misalnya ada yang berbisik-bisik semacaam ini: “Sst, jangan lupa habis istirahat kedua, kita membolos.” Atau: “pulang sekolah, kita sikat anak kelas sebelah.” Juga: “Wah, seksi benar gadis itu. Alangkah indahnya jika aku.....” Begitu seterusnya. Berbisik-bisik tentang kemaksiatan akan mengundang laknat. Melakukan pembicaraan tak berguna adalah sia-sia. Ghibah bikin susah, menggunjing sungguh tidak penting.
                Allah Subhanahu wata’ala sudah mengingatkan, “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia....” (QS. An-Nisaa: 114). Jika memang harus berbisik-bisik, mari kita bisikkan tentang ajakan berbuat baik, bersedekah, bedamai, dan sebangsanya. Mari kta tinggalkan bisik-bisik yang tanpa makna. Menurut Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, di antara tanda keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya, “Ssst, jangan lupa, mari saling menasehati....”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar