ضَمِيْر
DHAMIR (Kata Ganti)
Dhamir atau “kata ganti” ialah
Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan
sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam golongan
Isim Ma’rifah.DHAMIR (Kata Ganti)
Contoh:
أَحْمَدُ يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ = Ahmad menyayangi anak-anak
هُوَ يَرْحَمُهُمْ = Dia menyayangi mereka
Pada contoh di atas, kata أَحْمَدُ diganti dengan هُوَ (=dia), sedangkan الأَوْلاَد (=anak-anak) diganti dengan هُمْ (=mereka).
Kata هُوَ dan هُمْ dinamakan Dhamir atau Kata Ganti.
Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
1) DHAMIR RAFA’ (ضَمِيْر رَفْع) yang berfungsi sebagai Subjek.
Dhamir dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:
1. MUTAKALLIM ( مُتَكَلِّم ) atau pembicara (orang pertama).
a) Mufrad: أَنَا (= aku, saya) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
b) Mutsanna/Jamak: نَحْنُ (= kami, kita) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
2. MUKHATHAB ( مُخَاطَب ) atau lawan bicara (orang kedua). Terdiri dari:
a) Mufrad: أَنْتَ (= engkau) untuk Mudzakkar dan أَنْتِ untuk Muannats.
b) Mutsanna: أَنْتُمَا (= kamu berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: أَنْتُمْ (= kalian) untuk Mudzakkar dan أَنْتُنَّ untuk Muannats.
3. GHAIB ( غَائِب ) atau tidak berada di tempat (orang ketiga). Terdiri dari:
a) Mufrad: هُوَ (= dia) untuk Mudzakkar dan هِيَ untuk Muannats.
b) Mutsanna: هُمَا (= mereka berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: هُمْ (= mereka) untuk Mudzakkar dan هُنَّ untuk Muannats.
2) DHAMIR NASHAB (ضَمِيْر نَصْب) yang berfungsi sebagai Objek.
Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk
lain) dari Dhamir Rafa’ yang terdiri dari:
Dhamir Rafa’
|
Dhamir Nashab
|
Dhamir Rafa’
|
Dhamir Nashab
|
|
أَنَا
|
ي
|
أَنْتُنَّ
|
كُنَّ
|
|
نَحْنُ
|
نَا
|
هُوَ
|
هُ
|
|
أَنْتَ
|
كَ
|
هِيَ
|
هَا
|
|
أَنْتِ
|
كِ
|
هُمَا
|
هُمَا
|
|
أَنْتُمَا
|
كُمَا
|
هُمْ
|
هُمْ
|
|
أَنْتُمْ
|
كُمْ
|
هُنَّ
|
هُنَّ
|
Dhamir Nashab berfungsi sebagai
objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata lain dalam suatu
kalimat, baik itu dengan Isim, Fi’il ataupun Harf.
1) Contoh Dhamir Nashab yang terikat
dengan Isim dalam kalimat:
أَنَا
مُسْلِمٌ، دِيْنِيَ اْلإِسْلاَمُ
|
= saya seorang muslim, agamaku
Islam
|
نَحْنُ
مُسْلِمُوْنَ، دِيْنُنَا اْلإِسْلاَمُ
|
= kami orang-orang muslim, agama
kami Islam
|
أَنْتَ
مُسْلِمٌ، دِيْنُكَ اْلإِسْلاَمُ
|
= engkau (lk) seorang muslim, agamamu
Islam
|
أَنْتِ
مُسْلِمَةٌ، دِيْنُكِ اْلإِسْلاَمُ
|
= engkau (pr) seorang muslim, agamamu
Islam
|
2) Contoh Dhamir Nashab yang terikat
dengan Fi’il dalam kalimat:
أَنْتُمَا
مُسْلَمَانِ، اَللهُ يَرْحَمُكُمَا
|
= kamu berdua adalah muslim, Allah
merahmati kamu berdua
|
أَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ، اَللهُ يَرْحَمُكُمْ
|
= kalian (lk) adalah muslimun,
Allah merahmati kalian
|
أَنْتُنَّ
مُسْلِمَاتٌ، اَللهُ يَرْحَمُكُنَّ
|
= kalian (pr) adalah muslimat,
Allah merahmati kalian
|
هُوَ
مُسْلِمٌ، اَللهُ يَرْحَمُهُ
|
= dia (lk) adalah muslim, Allah merahmatinya
|
3) Contoh Dhamir Nashab yang terikat
dengan Harf dalam kalimat:
هِيَ
مُسْلِمَةٌ، عَلَيْهَا السَّلاَمُ
|
= dia (pr) adalah seorang
muslimah, atasnya keselamatan
|
هُمَا
مُسْلِمَانِ، عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ
|
= mereka berdua adalah muslim, atas
mereka berdua keselamatan
|
هُمْ
مُسْلِمُوْنَ، عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ
|
= mereka (lk) adalah muslimin, atas
mereka keselamatan
|
هُنَّ
مُسْلِمَاتٌ، عَلَيْهِنَّ السَّلاَمُ
|
= mereka (pr) adalah muslimat, atas
mereka keselamatan
|
Gabungan Dhamir Nashab yang melekat
pada Isim akan membentuk Isim Ma’rifah dengan pola Mudhaf-Mudhaf Ilaih dimana
Isim di depannya merupakan Mudhaf sedang Dhamir Nashab di belakangnya merupakan
Mudhaf Ilaih.
بَيْتِيْ (=rumahku)
–> بَيْتٌ [Mudhaf]
+ ي [Mudhaf Ilaih]
كِتَابُكَ (=bukumu) –> كِتَابٌ [Mudhaf] + كَ [Mudhaf Ilaih]
مَدْرَسَتُهُمْ (=sekolah mereka) –> مَدْرَسَةٌ [Mudhaf] + هُمْ [Mudhaf Ilaih]
كِتَابُكَ (=bukumu) –> كِتَابٌ [Mudhaf] + كَ [Mudhaf Ilaih]
مَدْرَسَتُهُمْ (=sekolah mereka) –> مَدْرَسَةٌ [Mudhaf] + هُمْ [Mudhaf Ilaih]
Dhamir Rafa’
dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat
berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.Dalam kalimat: هُوَ يَرْحَمُهُمْ (= Dia menyayangi
mereka):
- Kata هُوَ (=dia) adalah Dhamir Rafa’, sedangkan:
- Kata هُمْ (=mereka) adalah Dhamir Nashab.
- Kata هُمْ (=mereka) adalah Dhamir Nashab.
فِعْل
FI’IL (Kata Kerja)
FI’IL (Kata Kerja)
Fi’il atau Kata Kerja dibagi atas
dua golongan besar menurut waktu terjadinya:
1. FI’IL MADHY ( فِعْل مَاضِي ) atau Kata Kerja Lampau.
2. FI’IL MUDHARI’ ( فِعْل مُضَارِع ) atau Kata Kerja Kini/Nanti.
1. FI’IL MADHY ( فِعْل مَاضِي ) atau Kata Kerja Lampau.
2. FI’IL MUDHARI’ ( فِعْل مُضَارِع ) atau Kata Kerja Kini/Nanti.
Baik Fi’il Madhy maupun Fi’il
Mudhari’, senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai dengan jenis Dhamir dari
Fa’il ( فَاعِل ) atau
Pelaku pekerjaan itu.
Untuk Fi’il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi’il Mudhari’, perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.
Untuk Fi’il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi’il Mudhari’, perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.
Dhamir
|
Fi’il Madhy
|
Fi’il Mudhari’
|
Tarjamah
|
أَنَا
|
فَعَلْتُ
|
أَفْعَلُ
|
= saya mengerjakan
|
نَحْنُ
|
فَعَلْنَا
|
نَفْعَلُ
|
= kami mengerjakan
|
أَنْتَ
|
فَعَلْتَ
|
تَفْعَلُ
|
= engkau (lk) mengerjakan
|
أَنْتِ
|
فَعَلْتِ
|
تَفْعَلِيْنَ
|
= engkau (pr) mengerjakan
|
أَنْتُمَا
|
فَعَلْتُمَا
|
تَفْعَلاَنِ
|
= kamu berdua mengerjakan
|
أَنْتُمْ
|
فَعَلْتُمْ
|
تَفْعَلُوْنَ
|
= kalian (lk) mengerjakan
|
أَنْتُنَّ
|
فَعَلْتُنَّ
|
تَفْعَلْنَ
|
= kalian (pr) mengerjakan
|
هُوَ
|
فَعَلَ
|
يَفْعَلُ
|
= dia (lk) mengerjakan
|
هِيَ
|
فَعَلَتْ
|
تَفْعَلُ
|
= dia (pr) mengerjakan
|
هُمَا
|
فَعَلاَ
|
يَفْعَلاَنِ
|
= mereka berdua (lk) mengerjakan
|
هُمَا
|
فَعَلَتَا
|
تَفْعَلاَنِ
|
= mereka berdua (pr) mengerjakan
|
هُمْ
|
فَعَلُوْا
|
يَفْعَلُوْنَ
|
= mereka (lk) mengerjakan
|
هُنَّ
|
فَعَلْنَ
|
يَفْعَلْنَ
|
= mereka (pr) mengerjakan
|
Perlu diketahui, bahwa dalam sebuah JUMLAH FI’LIYYAH ( جُمْلَة فِعْلِيَّة
) atau Kalimat Verbal (kalimat
sempurna yang mengandung Kata Kerja), letak Fa’il (Pelaku) bisa di depan dan
bisa pula di belakang Fi’il (Kata Kerja).
1) Untuk Dhamir Ghaib atau “orang
ketiga” ( هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ ).
a. Bila Fa’il mendahului Fi’il maka
perubahan bentuk dari Fi’il tersebut harus mengikuti ketentuan Mudzakkar/Muannats
dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.
Contoh Jumlah Fi’liyyah dengan Fi’il
Madhy yang terletak setelah Fa’il:
اَلْمُسْلِمُ
دَخَلَ الْمَسْجِدَ
|
= muslim itu memasuki masjid
|
اَلْمُسْلِمَةُ
دَخَلَتِ الْمَسْجِدَ
|
= muslimah itu memasuki masjid
|
اَلْمُسْلِمَانِ
دَخَلاَ الْمَسْجِدَ
|
= dua muslim itu memasuki masjid
|
اَلْمُسْلِمَتَانِ
دَخَلَتَا الْمَسْجِدَ
|
= dua muslimah itu memasuki masjid
|
اَلْمُسْلِمُوْنَ
دَخَلُوا الْمَسْجِدَ
|
= kaum muslimin memasuki masjid
|
اَلْمُسْلِمَاتُ
دَخَلْنَ الْمَسْجِدَ
|
= kaum muslimat memasuki masjid
|
Contoh Jumlah Fi’liyyah dengan Fi’il
Mudhari’ yang terletak setelah Fa’il:
اَلْمُسْلِمُ
يَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
|
= muslim itu memasuki masjid
|
اَلْمُسْلِمَةُ
تَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
|
= muslimah itu memasuki masjid
|
اَلْمُسْلِمَانِ
يَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ
|
= dua muslim itu memasuki masjid
|
اَلْمُسْلِمَتَانِ
تَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ
|
= dua muslimah itu memasuki masjid
|
اَلْمُسْلِمُوْنَ
يَدْخُلُوْنَ الْمَسْجِدَ
|
= kaum muslimin memasuki masjid
|
اَلْمُسْلِمَاتُ
يَدْخُلْنَ الْمَسْجِدَ
|
= kaum muslimat memasuki masjid
|
b. Sedangkan bila Fi’il mendahului
Fa’il, maka bentuk Fi’il tersebut selalu Mufrad, (meskipun Fa’il-nya Mutsanna
atau Jamak). Tetapi untuk bentuk Mudzakkar dan Muannats tetap dibedakan dengan
adanya huruf Ta Ta’nits ( ت
تَأْنِيْث ) atau “Ta Penanda Muannats” pada
Fi’il yang Fa’il-nya adalah Muannats.
Contoh Jumlah Fi’liyyah dengan Fi’il
Madhy yang terletak sebelum Fa’il:
دَخَلَ
اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ
|
= muslim itu memasuki masjid
|
دَخَلَتِ
الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ
|
= muslimah itu memasuki masjid
|
دَخَلَ
الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ
|
= dua muslim itu memasuki masjid
|
دَخَلَتِ
الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ
|
= dua muslimah itu memasuki masjid
|
دَخَلَ
الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ
|
= kaum muslimin memasuki masjid
|
دَخَلَتِ
الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ
|
= kaum muslimat memasuki masjid
|
Contoh Jumlah Fi’liyyah dengan Fi’il
Mudhari’ yang terletak sebelum Fa’il:
يَدْخُلُ
اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ
|
= muslim itu memasuki masjid
|
تَدْخُلُ
الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ
|
= muslimah itu memasuki masjid
|
يَدْخُلُ
الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ
|
= dua muslim itu memasuki masjid
|
تَدْخُلُ
الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ
|
= dua muslimah itu memasuki masjid
|
يَدْخُلُ
الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ
|
= kaum muslimin memasuki masjid
|
تَدْخُلُ
الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ
|
= kaum muslimat memasuki masjid
|
2) Untuk Fa’il lainnya ( أَنْتُنَّ – أَنْتُمْ – أَنْتُمَا
– أَنْتَ – أَنْتِ – نَحْنُ
– أَنَا )
tetap mengikuti pola perubahan
bentuk Fi’il sebagaimana mestinya.
Fi’il Madhy
|
Fi’il
Mudhari’
|
دَخَلْتُ
الْمَسْجِدَ
|
(أَنَا) أَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
|
saya telah memasuki masjid
|
saya memasuki masjid
|
دَخَلْنَا
الْمَسْجِدَ
|
(نَحْنُ) نَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
|
kami telah memasuki masjid
|
kami memasuki masjid
|
دَخَلْتَ
الْمَسْجِدَ
|
(أَنْتَ) تَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
|
engkau telah memasuki masjid
|
engkau
memasuki masjid
|
دَخَلْتِ
الْمَسْجِدَ
|
(أَنْتِ) تَدْخُلِيْنَ الْمَسْجِدَ
|
engkau (pr) telah memasuki masjid
|
engkau (pr) memasuki masjid
|
دَخَلْتُمَا
الْمَسْجِدَ
|
(أَنْتُمَا) تَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ
|
kamu berdua telah memasuki masjid
|
kamu berdua memasuki masjid
|
دَخَلْتُمُ
الْمَسْجِدَ
|
(أَنْتُمْ) تَدْخُلُوْنَ الْمَسْجِدَ
|
kalian (lk) telah memasuki masjid
|
kalian (lk) memasuki masjid
|
دَخَلْتُنَّ
الْمَسْجِدَ
|
(أَنْتُنَّ) تَدْخُلْنَ الْمَسْجِدَ
|
kalian (pr) telah memasuki masjid
|
kalian (pr) memasuki masjid
|
Carilah sebanyak-banyaknya
contoh-contoh Fi’il Madhy dan Fi’il Mudhari’ dalam ayat-ayat al-Quran dan
al-Hadits!
فِعْل اْلأمْر
FI’IL AMAR (Kata Kerja Perintah)
FI’IL AMAR (Kata Kerja Perintah)
Fi’il Amar atau Kata Kerja Perintah
adalah fi’il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara)
sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara)
sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi
Fa’il (Pelaku) dari Fi’il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab
(lawan bicara) atau “orang kedua” sebagai orang yang diperintah untuk melakukan
pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: أَنْتُنَّ – أَنْتُمْ – أَنْتُمَا – أَنْتِ – أَنْتَ .
Fa’il
|
Fi’il Amar
|
Tarjamah
|
أَنْتَ
|
اِفْعَلْ
|
=
(engkau -lk) kerjakanlah!
|
أَنْتِ
|
اِفْعَلِيْ
|
= (engkau -pr) kerjakanlah!
|
أَنْتُمَا
|
اِفْعَلاَ
|
= (kamu berdua) kerjakanlah!
|
أَنْتُمْ
|
اِفْعَلُوْا
|
= (kalian -lk) kerjakanlah!
|
أَنْتُنَّ
|
اِفْعَلْنَ
|
= (kalian -pr) kerjakanlah!
|
Contoh dalam kalimat: dari fi’il عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi’il Amar:
اِعْمَلْ
لآِخِرَتِكَ
|
= bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
|
اِعْمَلِيْ
لآِخِرَتِكِ
|
=
bekerjalah untuk akhiratmu (pr)
|
اِعْمَلاَ
لآِخِرَتِكُمَا
|
=
bekerjalah untuk akhirat kamu berdua
|
اِعْمَلُوْا
لآِخِرَتِكُمْ
|
=
bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
|
اِعْمَلْنَ
لآِخِرَتِكُنَّ
|
=
bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)
|
Dari fi’il أَقَامَ
(=mendirikan) menjadi Fi’il Amar:
أَقِمْ
صَلاَتَكَ
|
=
dirikanlah shalatmu (lk)
|
أَقِمِيْ
صَلاَتَكِ
|
= dirikanlah shalatmu (pr)
|
أَقِمَا
صَلاَتَكُمَا
|
= dirikanlah shalat kamu berdua
|
أَقِيْمُوْا
صَلاَتَكُمْ
|
= dirikanlah shalat kalian (lk)
|
أَقِمْنَ
صَلاَتَكُنَّ
|
= dirikanlah shalat kalian (pr)
|
Dari fi’il كَبَّرَ
(=membesarkan) menjadi Fi’il Amar:
كَبِّرْ
رَبَّكَ
|
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan
kamu (lk)
|
كَبِّرِيْ
رَبَّكِ
|
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan
kamu (pr)
|
كَبِّرَا
رَبَّكُمَا
|
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan
kamu berdua
|
كَبِّرُوْا
رَبَّكُمْ
|
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan
kalian (lk)
|
كَبِّرْنَ
رَبَّكُنَّ
|
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan
kalian (pr)
|
Sebagai catatan, bila huruf akhir
yang sukun dari sebuah Fi’il bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah Isim
Ma’rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi’il tersebut berubah menjadi
baris kasrah. Contoh:
الصَّلاَةَ
|
+
|
أَقِمْ
|
=
|
أَقِمِ الصَّلاَةَ
|
|
(=shalat)
|
(=dirikanlah)
|
(=dirikanlah
shalat)
|
نَكِرَة – مَعْرِفَة
NAKIRAH (Sebarang) – MA’RIFAH (Tertentu)
NAKIRAH (Sebarang) – MA’RIFAH (Tertentu)
Menurut penunjukannya, Isim dapat
dibagi dua:
1.
ISIM
NAKIRAH atau kata benda sebarang atau tak
dikenal (tak tentu).
- ISIM MA’RIFAH atau kata benda dikenal (tertentu).
Isim Nakirah merupakan bentuk asal
dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya yang bertanwin ( ً ٍ
ٌ ). Sedangkan Isim Ma’rifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di
awalnya.
Contoh
Isim Nakirah:
- بَيْتٌ (= sebuah rumah)
- وَلَدٌ (= seorang anak)
Contoh Isim Ma’rifah:
- اَلْبَيْتُ (= rumah itu)
- اَلْوَلَدُ (= anak itu)
Coba bandingkan dan perhatikan
perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim Ma’rifah dalam dua buah
kalimat di bawah ini:
ذَلِكَ
بَيْتٌ. اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ.
|
= Itu sebuah rumah. Rumah itu
baru.
|
جَاءَ
وَلَدٌ. اَلْوَلَدُ مُؤَدِّبٌ.
|
= Datang seorang anak. Anak itu
sopan.
|
Selain Isim yang berawalan Alif-Lam,
yang juga termasuk Isim Ma’rifah adalah:
1. ISIM ‘ALAM (Nama). Semua Isim ‘Alam termasuk Isim
Ma’rifah, meskipun diantara Isim ‘Alam tersebut ada yang huruf akhirnya
bertanwin.
Contoh: أَحْمَدُ (= Ahmad), عَلِيٌّ (= Ali), مَكَّةُ (= Makkah)
2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang mewakili atau
menggantikan penyebutan sesuatu atau seseorang atau sekelompok benda/orang.
Contoh: أَنَا (= aku, saya),
نَحْنُ (= kami, kita),
هُوَ (= ia, dia)
Catatan Macam Fa’il:
1.
Alif yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan alif itsnain ( أَلِفُ الإِثْنَيْنِ )
2.
Wawu yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan wawu jama’ah (وَاوُ الْجَمَاعَةِ )
3.
Nun yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan nun niswah ( نُوْنُ النِّسْوَةِ )
4.
Ta’ yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan ta’ fa’il ( تَاءُ الْفَاعِلِ )
5.
Ya’ yang berfungsi sebagi fa’il dinamakan ya mukhothobah ( يَاءُ الْمُخَاطَبَةِ )
Catatan Perbedaan Isim dan Fi’il:
Huruf
tidak ada ciri khusus. Untuk mengetahuinya harus dihafal.
Suatu
kata sudah cukup dikatakan sebagai isim atau fi’il apabila telah menerima salah
satu dari tanda di atas.
Pada
ciri isim, antara tanda “tanwin” dan “alif lam” tidak akan pernah bertemu.
Untuk
fi’il, seringkali ciri-cirinya tidak disebutkan. Cara praktis untuk
mengetahuinya adalah dengan menghafal ciri isim dan menghafal macam-macam
huruf. Apabila tidak termasuk isim maupun huruf berarti dia termasuk fi’il.
TASRIF LUGHOWY
Pengertian
Tasrif Lughowy : Ilmu yang mempelajari tentang perubahan kalimat dari bentuk
satu ke bentuk lainnya dengan meninjau mufrod tasniyah jamaknya, mudzakkar
mu’annatsnya, serta ghoib khitob dan takallumnya.
Mufrod : kalimat yang
menunjukkan arti satu
Tatsniyah : kalimat yang
menunjukkan arti dua
Jamak : kalimat yang
menunjukkan arti tiga atau lebih
Mudzakkar : kalimat yang
menunjukkan arti laki-laki
Mu’annats : kalimat yang
menunjukkan arti permpuan
Ghoib : kalimat yang
menunjukkan arti orang yang di bicarakan ( orang ke 3 )
Khitob : kalimat yang
menunjukkan arti orang yang diajak berbicara
Takallum : kalimat yang
menunjukkan arti orang yang berbicara.
Perubahan kalimat itu secara garis
besar terbagi menjadi tiga perubahan yaitu :
1.
Mufrod
– tatsniyah – jamak
2.
mudzakkar
– mu’annats
3.
ghoib
– khitob – takallum
Dari
perubahan besar itu secara terperinci perubahan kalimat secara tasrif lughowy
dapat berubah menjadi 14 perubahan yaitu.
1.
Mufrod Mudzakkar Ghoib : orang yang melakukan adalah satu orang
laki-laki yang di bicarakan.
2.
Tatsniyah Mudzakkar Ghoib : orang yang
melakukan adalah 2 orang laki-laki yang di bicarakan.
3.
Jamak Mudzakkar Ghoib : orang yang melakukan
adalah 3 orang laki-laki / lebih yang di bicarakan.
4.
Mufrod Mu’annats Ghoibah : orang yang
melakukan adalah 1 orang perempuan yang di bicarakan.
5.
Tatsniyah Mu’annats Ghoibah : orang
yang melakukan adalah 2 orang perempuan yang di bicarakan.
6.
Jamak Mu’annats Ghoibah : orang yang
melakukan adalah 3 orang perempu-an/lebih yang di bicarakan.
7.
Mufrod Mudzakkar Mukhotob : orang yang
melakukan adalah 1 orang laki-laki yang di ajak bicara.
8.
Tatsniyah Mudzakkar Mukhotob : orang
yang melakukan adalah 2 orang laki-laki yang di ajak bicara.
9.
Jamak Mudzakkar Mukhotob : orang yang
melakukan adalah 3 orang laki-laki / lebih yang di ajak bicara.
10.
Mufrod Mu’annats Mukhotobah : orang
yang melakukan adalah 1 orang perempuan yang di ajak bicara.
11.
Tatsniyah Mu’annats Mukhotobah : orang
yang melakukan adalah 2 orang perem-puan yang di ajak bicara.
12.
Jamak Mu’annats Mukhotobah : orang
yang melakukan adalah 3 orang perem-puan/lebih yang di ajak bicara.
13.
Mutakallim Wahdah : orang yang
melakukan adalah 1 orang yang berbicara.
14.
Mutakallin ma’al Ghoir / ta’dzimun Nafsah : Orang
yang melakukan adalah orang yang berbicara dan lebih dari 1 orang / satu orang
yang berbicara dan meng-agungkan terhadap dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar